Rabu, 12 Maret 2014

Pembelajaran Terpadu

PENDAHULUAN PEMBELAJARAN TERPADU
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan dua atau beberapa mata pelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar dengan mengaitkan inter dan antarbidang studi. Keterkaitan ini diharapkan dapat terwujud dalam kemampuan mahasiswa merancang dan melaksanakan pembelajaran di Sekolah Dasar baik ketika dalam pembelajaran masing-masing bidang studi maupundalam bentuk pembelajaran terpadu. Perlunya pembelajaran terpadu dalam wujud praktek keterpaduan belajar peserta didik dan buan sebagai ilmu tentang pembelajaran terpadu dapat dianalisis dari beberapa faktor yaitu fenomena praktik pendidikan, hakiat perkembangan anak, dan realitas perkembangan iptek.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah kondisi objektif dan kebutuhan dalam praktik keterpaduan belajar peserta didik?
2.      Bagaimanakah redefinisi balajar?
3.      Bagaimanakah redefinisi program?
4.      Apa sajakah karakteristik pembelajaran terpadu?
5.      Apa sajakah prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui kondisi objektif dan kebutuhan dalam praktik keterpaduan belajar peserta didik.
2.      Mengetahui definisi belajar.
3.      Mengetahui definsi program.
4.      Mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu.
5.      Mengetahui prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu model pembelajaran yang diterapkan di SD. Pembelajaran terpadu seperti halnya pembelajaran tematik. Keduanya memiliki prinsip dalam pembelajaran yang sama, yaitu sama-sama bermuara pada tema. Namun perbedaanya hanya terletak pada pengaplikasiannya saja, jika pembelajaran tematik model pembelajaran untuk anak kelas rendah (kelas 1-3) dan sedangkan pembelajaran terpadu model pembelajaran yang ada di kelas tinggi (kelas 4-6).Model fragmented cocok diterapkan di kelas tinggi, karena pemahaman siswa lebih konkrit, mampu uneuk menerima penjelasan dari guru.Selain itu, untuk model pembelajaran tematik tidak memiliki cabang model pembelajaran dan biasanya materi yang diberikan cukup sederhana disesuaikan dengan kelasnya. Sedangkan untuk pembelajaran terpadu memiliki cabang model pembelajaran yang beraneka ragam dan materinya cenderung lebih luas, karena menyesuaikan dengan materi yang ada di kelas tinggi.
Keterpaduan harus tercapai saat satuan waktu telah ditempuh, evaluasi keseluruhan aspek/mapel sesuai tema.
Maka dari kajian diatas dapat diketahui latar belakang dari pelaksanaan pembelajaran terpadu sendiri adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan mutu pendidikan
Pembelajaran terpadu diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dari hasil pendidikan sekolah dasar. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum SD yang dikembangkan atas dasar kebutuhan obyektif dilapangan.
2.      Melahirkan guru SD yang profesional dan kompeten
Pembelajaran terpadu sebagai mata kuliah di PGSD, diharapkan akan diperoleh seorang guru yang professional, yang memiliki  wawasan ke-SD an serta mampu melakukan tindakan yang sesuai dengan tuntutan pendidikan di SD.
3.      Tuntutan bagi pendidikan sekolah dasar
Pembelajaran terpadu meu SD, merupakan pengetahuan yang harus diberikan untuk guru SD yang harus dikuasai sebagai tuntutan pendidikan SD.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
Tujuan pembelajaran itu dapat tercapai Model Pembelajaran terpadu Menurut Joni, T.R (1996:3), pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta konsep keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
1.      Kondisi Objektif dan Kebutuhan
Dalam mewujudkan praktik keterpaduan belajar peserta didik dan bukan sebagai ilmu tentang pembelajaran terpadu dapat dianalisis dari berbagai faktor berikut ini :
1)      Fenomena praktik pendidikan
Fenomena praktik pendidikan di Sekolah Dasar yang terjadi ini menunjukkan kecenderungan kuat dalam hal:
a)      Terjadinya pengkontakan bidang studi yang ketat, terutama untuk kelas tinggi ;
b)      Pembelajaran hanya menekankan pada pencapaian efek intrusional
c)      Sistem evaluasi berorientasi testing dengan menekankan reproduksi informasi.
2)      Hakikat perkembangan anak
Ciri utama dari perkembangan anak Sekolah Dasar ialah bersifat holistik, perkembangan bersifat terpadu, aspek perkembangan yang satu terikat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain.
Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan emosional ataupun sebaliknya; dan perkembangan itu akan terpadu dengan pegalaman , kehidupan, dan lingkungan.
3)      Realitas perkembangan Iptek
Kenyataan menunjukan bahwa perkembangan dalam satu bidang ilmu pengetahuan cenderung selalu diiringi oleh transformasi temuan ilmu itu ke bidang lain. Penemuan sinar laser dalam sisika diikuti oleh transformasinnya kedalam bidang kedokteran dan sejenisnya..
Interaksi ketiga hal diatas merupakan suatu kondisi objektif yang dapat menimbullkan pertentangan kebtuhan tetapi juga sekaligus mendorong perlunya penataan pembelajara, khusunya di  sekolah dasar.  Ada dua implikasi dari kondisi obejktif itu, yaitu:
(1)   Redefinisi belajar dan
(2)   Redefinisi program pendidikan guru
2.      Redefinisi Belajar
Belajar tidak sebatas memperoleh informasi tetapi belajar untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan memahami lebih dari sekedar melakukan apa yang dimiliki. Memahami menyangkut proses  membuat koneksi (keterkaitan), menggunakan pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu wawasan yang bermakna. Ada tiga elemen penting dalam belajar untuk pemahaman, yaitu :
1.      Pengembangan topic generative yang bias mendorong anak untuk secara mendalam dan bergirah melakukan connetion making,
2.      Pengajran ditekankan kepada pembentukan pemahaman dan kebermaknaan;
3.      Asesmen dalam konteks, dimana testing bukan bagian terpisah yang berdiri sendiri melainkan terpdu di dalam pengajaran dan tugas-tugas yang diharapkan kepada anak bersifat autentik. Asesmen tidak semata-mata berorientasi pada pencapaian efek instruksional tetapi juga pada efek pengiring .
3.      Redifinisi Progam
Pembelajaran terpadu di tekankan pada tindakan nyata, bukan pada konsep dan teori. Makna keterpaduan dipandag sebagai suatu kontinum, yang bergerak dari cara-cara spontan (intra bidang studi) sampai ara yang terstruktur (antara bidang studi bahkan antar kelompok siswa). Implementasinnya di sekolah dasar tidak harus mengubah kurikulum yang ada dan sudah berlaku, penekanannya oada keterpaduan belajar dan bukan pada keterpaduan kurikulum.
Ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan dalam mengoptimalkan pembelajaran di sekolah dasar yangmengarah kepada terwujudnya kterpaduan pembelajaran
1.      Aspek-aspek perkembangan peserta didik
-          Fisik
-          Intelektual
-          Pribadi
-          Social, emosional, moral
2.      Kesiapan guru sebagai penerjema dan perancang kurikulum
3.      Iklim belajar bergeser
Instruksional ------------- ke ------------------> Transaksional
-          Satu arah                                             - multi arah
-          Kurikulum formal                               - kurikulum eksperiensial
-          Orientasi kelompok                             - orientasi individual
-          Berpusat pada guru                             - berpusat pada siswa
B.     Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Berpusat pada anak (child centered)
b.      Memberikan pengalaman langsung pada anak
c.       Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas
d.      Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
e.       Bersifat luwes
f.       Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
g.      Lebih menekankan kebermaknaan dan pembentukan pemahaman
h.      Lebih mengutamakan proses daripada hasil
Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuann secara holistik, bermakna, dan otentik.
Berdasarkan pengertian tersebut, ciri atau karakteristik pembelajaran sebagai berikut:
a.       Holistik
Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih aktif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di hadapan mereka.
b.      Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang dimiliki siswa. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep-konsep yang dipelajari itu. Selanjutnya hal ini akan menagakibatkan kegiatan belajar yang lebih fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
c.       Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memehami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, hasil dari interaksinya dengan fakta dan peristiwa, bukan sekedar hasil pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjai lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi.
d.      Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikaian pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar merancang aktivitas-aktivitas dari masing -masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersma dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.
C.     Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Terpadu
1.      Prinsip penggalian tema
a.       Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat dgunakan untuk memadukan banyak bidang studi
b.      Tema harus bermakna, maksudnya ialah bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c.       Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
d.      Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak
e.       Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
f.       Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat
g.      Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
2.      Prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu
a.       Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar
b.      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok
c.       Guru perlu akomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan
3.      Prinsip evaluasi
a.       Member kesempatan pada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya
b.      Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak
4.      Prinsip reaksi
Dampak pengiring (nurturant effects) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua event, yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit-sempit tapi kesuatu kesatuan utuh yang bermakna. Pembelajaran terpadu memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring.
Sedangkan dalam sumber lain disebutkan , bahwa prinsip pembelajaran terpadu adalah:
1.      Dirancang ke dalam tema kedalam rencana pembelajaran
2.      Bertujuan mengaktualisasikan potensi (multiple intelegences) menjadi berbagai bentuk kemampuan sesuai tahap perkembangnnya.
3.      Menganut paradikma”bermain sambil belajar, belajar seraya bermain”, sehingga harus memperhatikan criteria bermain anak usia dini
4.      Metode pembelajaran ditekankan pada pemberian kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi, inkuiri, penemuan, kerja kelompok, mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain.
Waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam yaitu :
1)      pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang dijalankan cocok sekali diajarkan secara terpadu;
2)      Pembelajaran terpadu bersifat temporer, tanpa kepastian waktu dan bersifat situasional, dimana pelaksanaannya tidak mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan pembelajaran terpadu secara spontan memiliki karakteristik dengan kegiatan belajar sesuai kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak berdasarkan mata pelajaran. Walaupun demikian guru tetap harus merencanakan keterkaitan konseptual atau antar pelajaran, dan model jaring laba-laba memungkinkan dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara spontan (tim pengembang PGSD, 1996);
3)      Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir catur wulan. Waktu-waktunya telah dirancang secara pasti;
4)      Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu sehari penuh. Selama satu hari tidak ada pembelajaran yang lain, yang ada siswa belajar dengan yang diinginkan. Siswa sibuk dengan urusannya masing-masing.
Pembelajaran ini dikenal dengan istilah “integrated day “ atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara siswa memperoleh bantuan guru.
Implikasi dari pembelajaran terpadu, bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba;
Implementasinya menuntut dilakukannya pengorganisasian kegiatan yang telah terstruktur. Pengorganisasian pada awal kegiatan mencakup penentuan tema dengan mempertimbangkan alat, bahan, dan sumber yang tersedia, jenis kegiatan serta cara guru membantu siswa. Untuk pelaksanaanya guru bekerjasama dengan guru kelas lainnya dalam merancang kegiatan belajar mengajar dengan memilih tema sentral dalam kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan keterkaitan inter dan antarbidang studi. Dalam melaksanakan pembelajaran terpadu, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi objektif dan kebutuhan peserta didik untuk mewujudkan praktik keterpaduan belajarnya. Selain itu, penting pula memahami hakikat belajar dan program pendidikan guru, karakteristik dan prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu.

B.     Saran
Peningkatan mutu proses dan hasil pendidikan bagi calon guru Sekolah Dasar adalah agar kelak diperoleh guru Sekolah Dasar yang profesional, memiliki wawasan luas, serta mampu melakukan tindakan yang relevan dengan tuntutan pendidikan di Sekolah Dasar maka diharapkan mahasiswa mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran di Sekolah Dasar baik ketika dalam pembelajaran masing-masing bidang studi maupun bentuk pembelajaran terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Khoirunn, Fida. 9 Oktober 2012. Karakteristik Pembelajaran Terpadu.
Meilani. 2011.Pembelajaran Terpadu.http://meilanikasim.wordpress.com/2011 /04/20/makalah-pembelajaran-terpadu/, diunduh pada tanggal 7 Maret 2014.
Mutohir, Toho Cholik,dkk. 2001. Pembelajaran Terpadu.Maulana: Bandung.
Samhidayat.2009.Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu.http://samhidayat. wordpress.com/2009/11/04/ prinsip-prinsip-pembelajaran-terpadu/, diunduh pada tanggal 7 Maret 2014.
Tim Pengembang PGSD. 2001. Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. MAULANA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yaNg sopaN iia