Rabu, 19 Maret 2014

Pembelajaran Terpadu - Konsep Pembelajaran Terpadu

BAB 1
Pendahuluan
A.   Latar Belakang Masalah
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak terpisah-pisah. Sayangnya, ketika memasuki situasi belajar secara formal di bangku SD, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami feomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi siswa usia sekolah dasar.
Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang artificial atau dibuat-buat. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada satuan pendidikan SD, terutama untuk kelas-kelas awal, harus memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Dalam pembahasan kali ini, akan dikupas mengenai “Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu” yang menjadi salah satu pendekatan yang diyakini mampu memberikan pengalaman belajar bermakna dan sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pembelajaran terpadu ini, member kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
B.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya antara lain :
1.      Bagaimana konsep pembelajaran terpadu?
2.    Bagaimana konsep dasar pendekatan pembelajaran terpadu?
3.    Apa landasan teoritik pembelajaran terpadu?
4.    Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu?
C.      Tujuan
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan masalah ini yaitu:
1.      Memahami konsep pembelajaran terpadu.
2.    Memahami konsep dasar pendekatan pembelajaran terpadu.
3.    Mengetahui landasan teoritik pembelajaran terpadu.
4.    Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu.
BAB 2
Pembahasan
A.   Konsep Pembelajaran Terpadu
1.      Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya pendekatan pembelajaran terpadu, yaitu:
a.    Dunia anak adalah dunia nyata.
b.    Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih terorganisir.
c.     Pembelajaran akan lebih bermakna.
d.    Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri.
e.    Memperkuat kemampuan yang diperoleh.
f.      Efisiensi waktu.
2.    Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan bermakna karena anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Di samping itu, mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).

Beberapa pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:
a.    Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interst) yang digunakan untuk memhami gejala-gejala dan konsep lain baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
b.    Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekelling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
c.     Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan).
d.    Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
3.    Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses memiliki ciri-ciri:
a.    Berpusat pada siswa (student centered).
Dengan menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada anak untuk melakukan aktivitas belajar.
b.    Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experience).
Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c.     Pemisahan antar bidang studi menjadi tidak begitu jelas.
Bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d.    Menyajikan konsep-konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan begitu, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh, untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e.    Bersifat luwes (fleksibel)
Karena guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu bidang studi dengan bidang studi yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f.      Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
B.      Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengintegrasikan/mengkaitkan tema-tema yang over laping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Pendekatan pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pendekatan terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik.
Model Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan. Model Pendekatan pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Melalui pendekatan terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Ada dua alasan perlunya penerapan proses pembelajaran memadukan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, atau satu mata pelajaran dengan bahan ajar tertentu, sehingga menjadi satu menu yang akan disajikan dalam proses pembelajaran (Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas : 2004), yaitu:
1.      Alasan Empirik, karena pada hakikatnya pengalaman hidup ini sifatnya kompleks dan terpadu, artinya menyangkut berbagai aspek yang saling terkait. Contoh, pergi ke pasar merupakan kompleksitas pengalaman hidup yang tidak hanya bersifat sosial (berhubungan dengan orang lain), ekonomi (memenuhi kebutuhan rumah tangga), tetapi juga matematika (terkait dengan hitung-menghitung harga), dan biologi (tekait dengan soal barang dan bahan yang kita beli), dan sebagainya. Dengan demikian, proses pembelajaran di sekolah sebenarnya dapat dilaksanakan dengan meniru model pengalaman hidup dalam masyarakat, karena proses pembelajaran yang demikian lebih sesuai dengan realitas kehidupan kita.
2.    Alasan Teoritis Ilmiah, karena keadaan dan permasalahan dalam kehidupan akan terus berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh, ilmu ruang angkasa menjadi lebih terbuka setelah pesawat ulang-alik dapat mendarat di bulan. Komputer kini menjadi mesin informasi yang telah masuk di rumah kita tanpa permisi. Itulah sebabnya, maka bahan ajar di sekolah sudah pasti harus diperkaya dengan muatan-muatan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru.
Dalam pelaksanaan kurikulum, timbullah model pembelajaran terpadu, dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta permasalahan yang begitu kompleks dalam masyarakat. Melalui pembelajaran terpadu, para siswa bisa belajar dari pengalaman untuk memecahkan masalah sehari-hari, baik secara sederhana maupun kompleks.
C.      Landasan Teoritik Pembelajaran Terpadu
Landasan ini pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran.
1.      Landasan Filosofis
Perumusan kompetensi dan materi pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Ada tiga aliran filsafat sebagai berikut:
a.    Aliran progresivisme, menekankan pada penekanan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran bersifat mekanistis (Ellis, 1993).
b.    Aliran konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
c.     Aliran humanisme, melihat siswa dari segi keunikan, potensi dan motivasi yang dimilikinya.
2.    Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan teori belajar. Tugas utama guru membantu mengoptimalkan perkembangan siswa seperti perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral melalui proses belajar. Pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu sebagai berikut:
a.    Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b.    Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan yang ada.
c.     Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d.    Keseluruhan perkembangan anaka adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik).
3.    Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. landasan praktis dalam pembelajaran terpadu sebagai berikut:
a.      Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
b.      Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait.
c.        Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga dipelukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
d.      Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran terpadu sehingga siswa akan mampu berfikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
4.    Landasan Sosial-Budaya dan Perkembangan IPTEK
Karena pembelajaran selalu mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Di samping itu, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh lingkungan. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya, harus menjadi dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu.
Landasan IPTEK diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia IPTEK, baik secara langsung maupun tidak langsung.
D.     Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki kelebihan, antara lain:
1.      Pengalaman belajar dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2.    Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak.
3.    Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama.
4.    Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
5.    Menyajian kegiaan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.
6.    Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.
Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki kelemahan sebagai berikut:
1.      Pendekatan terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses.
2.    Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.
3.    Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak.
4.    Penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku.
BAB 3
Penutup
A.   Simpulan
Pembelajaran terpadu sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan keterampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu.
Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan filosofis, psikologis, dan praktis. Landasan filosofis mencakup progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Perlu dipertimbangkan pula landasan sosial-budaya dan perkembangan IPTEKnya. Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan tertentu juga memiliki beberapa kelemahan.
B.      Saran
Dengan pembelajaran terpadu ini, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna. Sedangkan peran guru sebagai fasilitator dan motivator, lebih memahami konsep dasar dari pendekatan pembelajaran terpadu ini yang bermanfaat untuk merancang pelaksanaan pembelajaran nantinya.

Daftar Pustaka
Hernawan, Asep Herry, dkk. 2011. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mutohir, Toho Cholik, dkk. 2001. Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Maulana.
Yudaamijaya, Koswara. 2012. Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu. Dikutip dari http://ncosyuda.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-pembelajaran-terpadu.html. Diakses pada hari Selasa tanggal 11 Maret 2014 pukul 20.16 WIB.
Nopheda, Jury. 2012. Pendekatan Terpadu. Dikutip dari http://jury-nopheda.blogspot.com/2012/03/pendekatan-terpadu.html. Diakses pada hari Selasa tanggal 11 Maret 2014 pukul 20.36.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yaNg sopaN iia