BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Sebelum memasuki bangku sekolah,
anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di
sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak
terpisah-pisah. Sayangnya, ketika memasuki situasi belajar secara formal di
bangku SD, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah
satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami
feomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan
penyajian antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya mengakibatkan
permasalahan yang cukup serius terutama bagi siswa usia sekolah dasar.
Pembelajaran yang memisahkan secara
tegas penyajian mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak
karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang artificial atau
dibuat-buat. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada satuan pendidikan SD,
terutama untuk kelas-kelas awal, harus memperhatikan karakteristik anak yang
akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh.
Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Dalam pembahasan kali ini, akan
dikupas mengenai “Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu” yang menjadi salah satu
pendekatan yang diyakini mampu memberikan pengalaman belajar bermakna dan
sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pembelajaran terpadu ini, member
kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di
lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalahnya antara lain :
1.
Bagaimana konsep
pembelajaran terpadu?
2.
Bagaimana konsep
dasar pendekatan pembelajaran terpadu?
3.
Apa landasan
teoritik pembelajaran terpadu?
4.
Apa kelebihan dan
kelemahan pembelajaran terpadu?
C.
Tujuan
Ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan masalah ini yaitu:
1.
Memahami konsep
pembelajaran terpadu.
2.
Memahami konsep
dasar pendekatan pembelajaran terpadu.
3.
Mengetahui landasan
teoritik pembelajaran terpadu.
4.
Mengetahui
kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu.
BAB 2
Pembahasan
A. Konsep Pembelajaran Terpadu
1.
Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya
pendekatan pembelajaran terpadu, yaitu:
a. Dunia anak adalah dunia nyata.
b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam
suatu peristiwa/objek lebih terorganisir.
c. Pembelajaran akan lebih bermakna.
d. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan
diri.
e. Memperkuat kemampuan yang diperoleh.
f. Efisiensi waktu.
2.
Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu
konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa
bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan
bermakna karena anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan
dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan
berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan
dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan
kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk
membaca dan sebagainya. Di samping itu, mereka akan kehilangan pengalaman
pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan
membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
Beberapa pengertian pembelajaran
terpadu dapat dilihat sebagai berikut:
a.
Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai
pusat perhatian (center of interst)
yang digunakan untuk memhami gejala-gejala dan konsep lain baik yang berasal
dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
b.
Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekelling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak.
c.
Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
anak secara serempak (simultan).
d.
Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa
bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik
dan bermakna.
3.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu
sebagai suatu proses memiliki ciri-ciri:
a. Berpusat pada siswa (student
centered).
Dengan menempatkan
siswa sebagai subjek belajar dan peran guru lebih banyak sebagai fasilitator
yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada anak untuk melakukan aktivitas
belajar.
b. Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa (direct experience).
Siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
c. Pemisahan antar bidang
studi menjadi tidak begitu jelas.
Bahkan dalam
pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan
pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan
konsep-konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan begitu, siswa
dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh, untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat luwes
(fleksibel)
Karena guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu bidang studi dengan bidang studi yang lainnya,
bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
berada.
f.
Hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Siswa diberi
kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
B.
Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran
Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran
yang mengintegrasikan/mengkaitkan tema-tema yang over laping untuk dikemas
menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk
mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta,
dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pendekatan terpadu pada dasarnya agar
kurikulum itu bermakna bagi peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar
tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan
yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta
didik.
Model Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah
satu model implementasi kurikulum yang dapat diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan. Model Pendekatan pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip secara holistik dan otentik. Melalui pendekatan terpadu peserta didik
dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan
aktif.
Ada
dua alasan perlunya penerapan proses pembelajaran memadukan antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lain, atau satu mata pelajaran dengan bahan
ajar tertentu, sehingga menjadi satu menu yang akan disajikan dalam proses
pembelajaran (Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas :
2004), yaitu:
1.
Alasan
Empirik, karena pada hakikatnya pengalaman
hidup ini sifatnya kompleks dan terpadu, artinya menyangkut berbagai aspek yang
saling terkait. Contoh, pergi ke pasar merupakan kompleksitas pengalaman hidup
yang tidak hanya bersifat sosial (berhubungan dengan orang lain), ekonomi
(memenuhi kebutuhan rumah tangga), tetapi juga matematika (terkait dengan
hitung-menghitung harga), dan biologi (tekait dengan soal barang dan bahan yang
kita beli), dan sebagainya. Dengan demikian, proses pembelajaran di sekolah
sebenarnya dapat dilaksanakan dengan meniru model pengalaman hidup dalam
masyarakat, karena proses pembelajaran yang demikian lebih sesuai dengan
realitas kehidupan kita.
2.
Alasan
Teoritis Ilmiah, karena keadaan dan permasalahan dalam
kehidupan akan terus berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Contoh, ilmu ruang angkasa menjadi lebih terbuka setelah pesawat
ulang-alik dapat mendarat di bulan. Komputer kini menjadi mesin informasi yang
telah masuk di rumah kita tanpa permisi. Itulah sebabnya, maka bahan ajar di
sekolah sudah pasti harus diperkaya dengan muatan-muatan tentang perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru.
Dalam
pelaksanaan kurikulum, timbullah model pembelajaran terpadu, dengan tujuan agar
proses pembelajaran dapat mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta permasalahan yang begitu kompleks dalam masyarakat. Melalui
pembelajaran terpadu, para siswa bisa belajar dari pengalaman untuk memecahkan
masalah sehari-hari, baik secara sederhana maupun kompleks.
C.
Landasan Teoritik Pembelajaran Terpadu
Landasan ini pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta
menilai proses dan hasil pembelajaran.
1. Landasan Filosofis
Perumusan kompetensi dan materi pada dasarnya bergantung pada
pertimbangan-pertimbangan filosofis. Ada tiga aliran filsafat sebagai berikut:
a. Aliran progresivisme, menekankan pada penekanan kreativitas, pemberian
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa.
Dengan kata lain proses pembelajaran bersifat mekanistis (Ellis, 1993).
b. Aliran konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
c. Aliran humanisme, melihat siswa dari segi keunikan, potensi dan motivasi
yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan teori belajar.
Tugas utama guru membantu mengoptimalkan perkembangan siswa seperti
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral melalui proses
belajar. Pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu sebagai
berikut:
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun
realitasnya sendiri.
b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan
untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan yang ada.
c. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan
berbagai kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d. Keseluruhan perkembangan anaka adalah terpadu dan anak
melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik).
3. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada
umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat
perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. landasan praktis dalam
pembelajaran terpadu sebagai berikut:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga
terlalu banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
b. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara
terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait.
c.
Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih
bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga dipelukan
usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek
dapat dipersempit dengan pembelajaran terpadu sehingga siswa akan mampu
berfikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
4. Landasan Sosial-Budaya dan
Perkembangan IPTEK
Karena pembelajaran selalu
mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Di
samping itu, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh lingkungan.
Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya, harus
menjadi dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu.
Landasan IPTEK diperlukan
dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan materi
pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia
IPTEK, baik secara langsung maupun tidak langsung.
D. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki kelebihan, antara
lain:
1.
Pengalaman belajar dan kegiatan belajar anak akan selalu
relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2.
Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat
dan kebutuhan anak.
3.
Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga
hasil belajar akan bertahan lebih lama.
4.
Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan
berpikir anak.
5.
Menyajian kegiaan yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.
6.
Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja
sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.
Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki kelemahan sebagai
berikut:
1. Pendekatan terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak
hanya pada produk, tetapi juga pada proses.
2. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi
pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses
dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.
3. Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu banyak
menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak.
4. Penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran
terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku.
BAB 3
Penutup
A. Simpulan
Pembelajaran terpadu sebagai pendekatan baru
merupakan seperangkat wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang
butir-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun
pemahaman dan keterampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara
utuh dan padu.
Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan
filosofis, psikologis, dan praktis. Landasan filosofis mencakup progresivisme,
konstruktivisme, dan humanisme. Perlu dipertimbangkan pula landasan
sosial-budaya dan perkembangan IPTEKnya. Pembelajaran terpadu memiliki
kelebihan tertentu juga memiliki beberapa kelemahan.
B. Saran
Dengan pembelajaran terpadu ini, siswa
diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai,
dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna. Sedangkan
peran guru sebagai fasilitator dan motivator, lebih memahami konsep dasar dari
pendekatan pembelajaran terpadu ini yang bermanfaat untuk merancang pelaksanaan
pembelajaran nantinya.
Daftar Pustaka
Hernawan, Asep
Herry, dkk. 2011. Pembelajaran Terpadu di
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mutohir, Toho
Cholik, dkk. 2001. Pembelajaran Terpadu.
Bandung: CV. Maulana.
Yudaamijaya, Koswara. 2012.
Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu.
Dikutip dari http://ncosyuda.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-pembelajaran-terpadu.html.
Diakses pada hari Selasa tanggal 11 Maret 2014 pukul 20.16 WIB.
Nopheda, Jury. 2012. Pendekatan Terpadu. Dikutip dari http://jury-nopheda.blogspot.com/2012/03/pendekatan-terpadu.html.
Diakses pada hari Selasa tanggal 11 Maret 2014 pukul 20.36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yaNg sopaN iia