Kamis, 03 April 2014

Karakteristik Buku Ajar

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 dijelaskan bahwa buku (teks) pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedudukan buku ajar sangatlah penting, karena   buku teks pelajaran dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan (Pusat Perbukuan, 2005). Persiapan dari segi kelengkapan dan penyajiannya menjadikan buku ajar memberikan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku ajar oleh siswa merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari masyarakat yang maju.
     Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta didik. Bahan ajar tersebut sudah terdokumentasi, sehingga Peserta yang cepat belajar akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan mempelajari bahan ajar. Peserta didik yang lambat belajar, akan dapat mempelajari bahan ajarnya berulang-ulang.
     Sehubungan dengan posisi bahan ajar yang sangat penting dalam pembelajaran, maka guru harus bisa memilih buku ajar yang sesuai untuk bahan ajarnya. Pada era globalisasi dan demokrasi, setiap orang berhak untuk menulis buku pelajaran, dengan syarat buku tersebut harus memenuhi beberapa kriteria dalam penyusunan buku ajar. Agar kita dapat mengetahui bagaimana suatu buku dapat dijadikan sebagai bahan ajar, maka kami menyusun makalah tentang Buku Ajar.
B.     Rumusan Masalah
1.                  Apa yang dimaksud dengan buku ajar ?
2.                  Apa saja karakteristik buku ajar yang baik ?
3.                  Apa saja teknik penulisan buku ajar ?
4.                  Bagaimana sistematika penulisan buku ajar?
C.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Mengetahui definisi buku ajar
2.  Mengetahui karakteristik buku ajar yang baik
3.  Mengetahui metode penulisan buku ajar yang baik
4. Mengetahui sistematika penulisan buku ajar
D.    Manfaat Pembahasan
1.                  Menjelaskan definisi buku ajar
2.                  Menjelaskan fungsi buku ajar
3.                  Menjelaskan karakteristik buku ajar yang baik
4.                  Menguraikan  metode penulisan buku ajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Buku Ajar
Pengertian buku ajar menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
1.    Hall-Quest dalam buku Tarigan mengatakan “buku ajar adalah rekaman pemikiran rasial yang disusun buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional”.
2.    Lange menyatakan “buku ajar adalah buku standar atau buku setiap cabang khusus studi dan terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok atau utama dan suplemen atau tambahan”.
3.    Bacon mengemukakan bahwa “buku ajar adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi”.
4.    Buckingham mengutarakan bahwa “buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program  pengajaran dan pengertian modern dan yang umum dipahami”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dikatakan buku ajar merupakan buku yang diterbitkan dan disebarluaskan oleh pemerintah (Kemendiknas dan Kemenag)) sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar dan disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan intruksional dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah sehingga menunjang suatu program pengajaran.
Menurut Greene dan Petty, ada beberapa kegunaan  buku ajar adalah sebagai berikut :
  1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang disajikan.
  2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
  3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional.
  4. Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya) metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.
  5. Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi latihan dan tugas praktis.
  6. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna
B.     Karakteristik Buku Ajar
Dalam buku Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia, menjelaskan kriteria buku ajar yang dianggap baik yang tediri dari delapan kriteria sebagai berikut:
1.    Organisasi dan Sistematika
Pengertian organisasi mengandung arti susunan (atau cara bersusun) sesuatu yang terdiri atas komponen atau topik dengan tujuan tertentu, sedangkan sistematika mengandung arti kaidah atau aturan dalam buku ajar yang harus diikuti. Sebuah buku ajar berisi berbagai informasi yang disusun sedemikian rupa sehingga buku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pembuatan buku ajar tersebut. Buku ajar PAI SMK tentu mempunyai organisasi dan sistematika yang baik. Dalam arti, buku ajar PAI setidaknya memuat pokok-pokok pembelajaran secara berurutan dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi PAI.
Organisasi buku ajar sebaiknya memenuhi semua komponen pembelajaran yang dibuat secara terpadu antara pendekatan komunikatif dan kontekstual (CTL).  Keterampilan berbahasa dan bersastra, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis harus diurut sesuai dengan tingkat kesulitan dan keterkaitan antara topik yang satu dengan yang lainnya.
2.    Kesesuaian isi dengan kurikulum,
Maslow, sebagaimana dikutip dari Sudirman dan dikutip lagi oleh Pupuh Fathurrahman bahwa minat seseorang akan muncul bila suatu itu terkait dengan kebutuhannya. Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Suharsimi Arikunto yang dikutip Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa materi atau bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu pula, guru khususnya, atau pengembangan kurikulum umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan atau topik yang tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan peserta didik di masa depan.
Persyaratan materi yang harus dipelajari oleh anak didik menghendaki buku ajar PAI SMK harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembelajaran. Ketentuan itu tertuang dalam standar isi kurikulum mata pelajaran PAI. Selain ketentuan di atas, ada juga ketentuan lain yang tidak bisa diabaikan oleh buku ajar, yaitu:
a.    Tujuan pembelajaran
b.    Program pembelajaran
c.    Alokasi waktu, dan
d.   Pendekatan pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengarahkan ke mana sebuah pembelajaran. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi, maka pengajaran akan berpoli arah tak menentu. Penyebutan pembelajaran itu pada dasarnya menyuratkan adanya tujuan.
Penyusunan program sebenarnya dilakukan agar tujuan  pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Tidak adanya program pembelajaran akan bermuara pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
Alokasi waktu sangat menentukan tercapainya tujuan. Mungkin terlalu cepat selesai sehingga banyak materi yang terlalu cepat dibahas, mungkin juga harus menambah banyak waktu tambahan karena terlalu terlena dengan materi yang disukai guru.
Pendekatan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Pendekatan kognitif menjadikan siswa memahami bahan ajar  sebatas pengetahuannya saja, sedangkan pendekatan keterampilan proses lebih melibatkan unsur kreativitas siswa untuk mencari lebih banyak informasi yang terdapat dalam buku ajar itu.
3.    Kesesuaian Pengembangan Materi dengan Tema/Topik
Materi-materi pembelajaran dalam buku ajar dikembangkan oleh penulisnya dengan memperhatikan topik-topik pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Tujuan pengembangan materi adalah agar materi-materi pembelajaran mudah dicerna oleh pemakai buku, yaitu siswa. Supaya pengembangan materi terarah dan memenuhi sasaran penulisan buku, maka pengembangan materi harus didasarkan pada tema/topik. Tema/topik merupakan titik tolak pembelajaran PAI. Tema/topik selanjutnya akan mengarahkan penyusunan tujuan pembelajaran.
Dengan dasar pijak alur penyusunan tersebut, penilaian terhadap buku ajar juga harus diarahkan pada kriteria sesuai tidaknya pengembangan materi dengan tema/topik.
4.    Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif siswa juga perlu dipertimbangan dalam penulisan dan pemilihan buku ajar. Jadi untuk dapat memanfaatkan materi-materi pembelajaran yang menunjang kemampuan siswa, sebaiknya memilih materi yang memiliki tingkat kesulitan sedikit di atas rata-rata pada saat proses pembelajaran. Namun demikian, variasi materi tetap diutamakan untuk menghindari kesulitan menangkap maksud yang ingin disampaikan atau sebaliknya menimbulkan kebosanan pada siswa.
5.    Pemakaian/Penggunaan Bahasa
Dalam kaitan dengan pemakaian bahasa, buku ajar harus memenuhi kriteria pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan zaman dimaksud adalah perkembangan penggunaan bahasa Indonesia dalam buku ajar baik sebagai kutipan maupun bahasa tulis (pemakaian bahasa Indonesia saat ini). Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia dan situasi dan kondisi (konteks) komunikasi.
6.    Keserasian Ilustrasi dengan Wacana/Teks Bacaan
Buku ajar harus selalu disertai dengan ilustrai atau gambar agar buku ajar menarik bagi siswa. Di samping untuk tujuan menarik perhatian, ilustrasi atau gambar di dalam buku ajar juga mempunyai kegunaan lain, yaitu untuk mempermudah pemahaman dan untuk merangsang pembelajaran PAI secara komunikatif. Supaya kehadiran gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal, pemilihan dan peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks bacaan atau wacana.
Teks bacaan atau wacana harus berkaitan atau sejalan dengan ilustrasi atau gambar yang dicantumkan berkenaan dengan teks bacaan tersebut. Kaitan itu tidak cukup hanya dengan informasi-informasi yang ada di dalam buku suatu teks bacaan melainkan juga dengan gagasan-gagasan utama di dalam teks bacaan itu. Dengan demikian, pemilihan dan pencantuman ilustrasi juga akan dengan sendirinya berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan tema/topik yang telah ditetapkan.
7.    Segi Moral/Akhlak
Moral atau akhlak juga merupakan kriteria penilaian buku ajar. Buku ajar harus mempertimbangkan segi moral/akhlak. Hal ini penting karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat memelihara kerukunan umat beragama, yang sangat memperhatikan aspek-aspek moral dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Faktor-faktor aspek akhlak yang harus dipertimbangkan dalam penulisan buku ajar meliputi pertama, sifat-sifat baik seperti kejujuran, sifat amanah (terpercaya), keberanian, selalu menyampaikan hal-hal yang baik, kesopanan, ketaatan beribadah, persaudaraan, kesetiakawanan, mencintai/mengasihi sesama makhluk, berbakti kepada orang tua, taat kepada pemimpin, dan sebagainya. Kedua, hendaknya dalam buku ajar tidak mencantumkan sesuatu yang dapat membangkitkan sifat-sifat buruk seperti kecurangan, pengecut, ketidaksopanan, keingkaran, kemungkaran, kejahilan, kekerasan, keberingasan, permusuhan, kekejian, kemalasan, sering berbohong, dan sebagainya.
8.       Idiom Tabu Kedaerahan
Idiom adalah bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa/daerah, suku, kelompok, dan lain-lain, sedangkan tabu adalah sesuatu yang terlarang atau dianggap suci, tidak boleh diraba dan sebagai (pantangan atau larangan). Idiom tabu adalah suatu bahasa atau dialek yang khas dimiliki oleh suatu daerah dan dianggap suci/baik serta tidak boleh dipermainkan.
Suatu idiom dinyatakan tabu oleh suatu kebudayaan biasanya karena kebudayaan atau masyarakat yang memiliki kebudayaan itu mempunyai pengalaman yang tidak baik, sakral atau dapat menyinggung perasaan orang lain. Akibat sesaat yang ditimbulkan oleh penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan adalah rasa risih, jijik, atau kesan tidak sopan. Akibat yang lebih jauh dari penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan yang berkali-kali adalah rusaknya sistem nilai yang dianut oleh masyarakat atau kebudayaan. Selain itu, unsur-unsur yang harus dihindari adalah instabilitas nasional termasuk unsur-unsur SARA. Perbedaan-perbedaan yang ada di dalam masing-masing suku, agama, ras, dan antargolongan seharusnya tidak dipertajam. Lebih baik apabila menghindari atau menjauhinya
C.     Teknik Penulisan Buku Ajar
Penulisan buku ajar dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Secara umum terdapat tiga teknik penulisan buku ajar yakni:
1.    Memulis sendiri, dimana penulis menyusun buku ajar berdasarkan gagasan dan pengalamannya sendiri
2.    Mengemas-ulang informasi, dimana penulis tidak menyusun sendiri buku ajar dari awal melainkan memanfaatkan buku-buku, textbook, paper dan informasi lain yang sudah ada
3.    Menghimpun tulisan dari berbagai sumber terkait dan relevan dengan tema (complication atau wrap around text). Prosedur kompilasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.       Mengumpulkan seluruh referensi yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran
b.      Menentukan bagian referensi yang digunakan per pokok bahasan sesuai silabus
c.       Menyalin seluruh bagian dari sumber yang digunakan per pokok bahasan sesuai dengan silabus
d.      memilah hasil salinan berdasarkan urutan pokok bahasan
e.       membuat resume atau analisa terhadap tulisan yang dikompilasi dikaitkan dengan tema buku atau kompetensi pendidik yang ingin dibentuk
f.       Menulis/membuat halaman penyekat untuk setiap pokok bahasan
g.      menjilid dan memperbanyak untuk  pembelajaran
h.      membuat/menulis panduan untuk pengguna buku ajar
D.    Sistematika Penulisan Buku Ajar
Pada umumnya, sistematika buku ajar terdiri dari unsur-unsur antara lain :
1.  Halaman Pendahuluan
Halaman pendahuluan terdiri dari unsur-unsur ialah :
a.       Halamn judul adalah halaman yang memuat judul buku, pengarang, nomor penerbitan (edisi) atau nomor jilid, nama dan tempat penerbitan,dan tahun penerbitan
b.      Daftar Isi adalah petunjuk bagi pembaca tentang topicK tertentu dan nomor halaman dimana topik tersebut berada
c.       Daftar gambar dan daftar table adalah memuat informasi tentang keberadaan gambar dan table yang di sajikan dalam buku ajar
d.      Pengantar(foreword) adalah penjelasan yang di tulis orang lain atas permintaan penulis atau penerbit untuk memperkenalkan penulis atau subyek yang di tulis
e.       Prakata adalah pejelasan yang di tulis oleh penulis yang biasanya memuat: alasan menganggap penulis tergugah menulis buku, isi buku, cara pembahasannya, kelebihan dari buku lain dan susunannya, siapa calon pembaca, pengetahuan yang harus dimiliki oleh pembaca sebagai prasarat agar dapat memahami isis buku, cara terselesaikannya buku, siapa yang yang membantu atau mendorong penulisan buku, tujuan penulis, ucapan terima kasih, dan harapan penulis tentang bukunya dan apa yang di harapkan dari pembaca.
2.    Bagian isi
  Bagian isi terdiri atas uraian rinci setiap bab, subbab disertai dengan contoh latihan dan soal-soal yang harus di selesaikan peserta didik (siswa,mahasiswa). Pada akhir setiap bab di berikan rangkuman atau ringkasan untuk mempermudah pembaca mengingat hal-hal penting. Tiap bab mengandung beberapa unsur diantaranya pendahuluan, sub Bab, ringkasan, soal latihan, daftar pustaka
3.    Bagian Penyudah
  Halaman penyudah terdiri dari unsur - unsur  sebagai berikut:
a.    Lampiran
b.    Pustaka (bacaan utama dan bacaan tambahan)
c.    Penjurus/Indeks Daftar Istilah
d.   Takarir ( Glosarry ) kamus persial yang memuat kesimpulan kata – kata yang terdapat dalam  bagian isi.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Buku ajar merupakan buku yang diterbitkan dan disebarluaskan oleh pemerintah (Kemendiknas dan Kemenag)) sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar dan disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan intruksional dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah sehingga menunjang suatu program pengajaran. Kriteria buku ajar yang dianggap baik yang tediri dari delapan kriteria yaitu organisasi dan kurikulum, kesesuaian isi dengan kurikulum, kesesuaian pengembangan materi dengan topik, perkembangan kognitif, pemakaian/penggunaan bahasa, keserasian ilustrasi dengan wacana, segi moral serta idiom tabu kedaerahan.
Dalam penulisan buku ajar terdapat tiga teknik yaitu menulis sendiri, mengemas ulang informasi dan menghimpun tulisan dari berbagai sumber. Sistematika penulisan buku ajar terdapat tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penyudah.
B.     Saran
Bagi para guru gunakanlah buku ajar yang sesuai dengan kurikulum di Indonesia. Selain itu, penggunaan bahasa dalam buku ajar juga menjadi salah satu kriteria dalam memilih buku ajar bagi para guru untuk buku pegangan para anak didiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Definisi Buku Ajar. diunduh dari http://jaririndu.blogspot.com/2011/09/definisi-bahan-ajar.html pada tanggal 3 Maret 2014

Anonim. 2012. Fungsi Buku Ajar. Diunduh dari http://cindyfitri.blogspot.com/2012/02/fungsi-bahan-ajar.html pada tanggal 24 Maret 2014

Karakteristik Skripsi

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
       Skripsi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa. Program Sarjana dan dan Pascasarjana pada akhir studinya. Karya ilmiah itu merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi mereka yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, atau hasil kerja pengembangan.
       Dalam penulissan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan bahan atau pikiran yang diambil dari sumber atau orang lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari sumber atau orang lain tanpa disertai rujukan termasuk kecurangan atau pencurian karya intelektual miliknya sendiri. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari kegiatan semacam itu.
       Setelah bagian pendahuluan ini, akan diuraikan secara berturut-turut format dan tata tulis skripsi. Karya ilmiah berbentuk skripsi ditujukan untuk dikonsumsi oleh masyarakat akademik. Oleh karena itu, penulisan karya ilmiah ini cenderung teknis dan baku, baik format maupun tata tulisnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan karakteristik skripsi?
2.      Bagaimana sistematika penulisan skripsi?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dan karakteristik skripsi
2.      Mengetahui sistematika penulisan skripsi



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Karakteristik Skripsi
Skripsi  merupakan  karya  tulis  ilmiah  yang  disusun  dan dipertahankan  sebagai  persyaratan  untuk  mencapai  gelar  Sarjana Pendidikan   atau  Sarjana  Non-Pendidikan.  Skripsi  merupakan  bukti kemampuan  akademik  mahasiswa  dalam  penelitian  yang  berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang studinya.
Skripsi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Topik  skripsi  dapat  bersumber  dari  permasalahan-permasalahan  yang  sesuai  dengan  bidang  studi  atau  bidang keahlian mahasiswa.
2. Skripsi  ditulis  atas  dasar  hasil  pengamatan  dan  observasi lapangan dan/atau penelaahan pustaka yang relevan.
3. Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang  sesuai  dengan  bidang  keahlianya  dan  telah  ditetapkan oleh surat tugas dekan.
4. Skripsi  ditulis  daalam  bahasa  Indonesia  yang  baik  dan  benar. Untuk  program  studi  atau  jurusan tertentu  skripsi  dapat  ditulis dalam  bahasa  minat  (bahasa  Inggris,  bahasa  Arab,  bahasa Prancis,  bahasa  asing  lainnya),  dengan  menuliskan  abstrak dalam  bahasa  minat  (bahasa  Inggris,  bahasa  Arab,  bahasa Prancis, bahasa asing lainnya) dan bahasa Indonesia.
5. Skripsi  dipertahankan  sendiri  oleh  mahasiswa  di  hadapan  tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Dekan.

B.     Sistematika Penulisan Skripsi
Pada dasarnya bentuk skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir. Bagian awal adalah bagian mulai dari sampul sampai dengan bagian sebelum bab pendahuluan. Mulai dari bab pendahuluan sampai dengan bab penutup merupakan bagian pokok sedangkan bagian sesudah itu merupakan bagian akhir.
1.         Bagian Awal
Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar kosong berlogo Universitas Negeri Semarang bergaris tengah 13 cm, lembar judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan penguji, lembar pernyataan, lembar motto dan persembahan (tidak wajib), sari (abstrak).
Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf Romawi kecil, ditaruh di kaki halaman bagian tengah. Penghitungan nomor halaman dimulai dari lembar judul (bukan sampul) sampai dengan sebelum bab pendahuluan, tetapi yang diberi nomor mulai dari lembar sari.
a.         Sampul
Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Universitas Negeri Semarang, bergaris tengah 3 cm. Di bawahnya dituliskan judul dengan huruf kapital tebal berukuran 15-16. Di bawahnya tertulis kata SKRIPSI yang dicetak dengan huruf kapital tebal berukuran lebih kecil (14), pada baris berikutnya, kalimat juga dengan dengan huruf tebal dengan ukuran 12 yang berbunyi Untuk memperoleh gelar sarjana... (diisi bidang studi yang ditempuh) pada Universitas Negeri Semarang.
Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 kata  Oleh (tanpa tanda titik dua), dibawahnya lagi dituliskan nama, dan bawahnya lagi dituliskan NIM ... (diisi angkanya). Pada kaki halamannya dituliskan dengan huruf kapital tebal berukuran lebih kecil daripada judul (14-15) nama Fakultas, Jurusan dan atau Program Studi, dan di bawahnya lagi tahun ujian skripsi, semuanya itu dicetak dengan huruf Roman tegak, diatur secara simetris dengan komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di punggung dibubuhkan logo (berdiri), nama (memanjang, dengan huruf biasa berukuran 12), judul (memanjang, dengan huruf kapital berukuran 14), skripsi, dan tahun.
b.      Lembar Berlogo
Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan lembar judul.
c.       Judul
Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat pada sampul, hanya saja dicetak pada kertas hvs putih dengan bobot terendah 70 gr.
d.      Persetujuan Pembimbing
Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi ini telah disetujui untuk diuji. Selanjutnya di bawahnya dicantumkan Semarang, ... (diisi tanggal, bulan dan tahun persetujuan) dan di bawahnya disediakan tempat untuk tanda tangan pembimbing dengan dicantumkan nama lengkap beserta NIP-nya.
e.       Pengesahan Kelulusan
Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas pada hari ..., tanggal ... (bulan dan tahun).
Selanjutnya dicantumkan Ketua, Sekretaris, dan Anggota panitia penguji yang masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan, nama lengkap dan NIP-nya.
f.       Pernyataan
Lembar ini diberi judul PERNYATAAN ditulis di tengah atas. Isi pernyataan itu ialah bahwa skripsi ini hasil karya (penelitian dan tulisan) sendiri, bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian.
g.      Motto dan Persembahan
Lembar ini boleh ada, boleh tidak. Motto di sini adalah ungkapan bijak untuk kehidupan, yang berkaitan dengan judul skripsi. Persembahan adalah pernyataan, karya ilmiah itu dipersembahkan kepada siapa.
h.      Kata Pengantar
Lembar kata pengantar diberi judul KATA PENGANTAR yang diletakkan di tengah atas. Dalam kata pengantar boleh dikemukakan ungkapan puji syukur, namun yang pokok adalah ucapan terimakasih dan penghargaan kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya yang langsung membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
Dalam kata pengantar, tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis yakin akan danya banyak kesalahan atau kekurangan dalam skripsi, dan atas dasar itu penulis minta maaf dan mengharapkan kritik dari pembaca. Kalau penulis yakin bahwa dalam skripsinya itu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, itu harus diperbaiki dulu sebelum ujian. Karena kesalahan ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan permintaan maaf. Lagipula harapan kritik itu tidak diperlukan, sebab skripsi adalah karya ilmiah untuk diuji.baru kalau naskah skripsi itu akan diterbitkan, permintaan kritik itu dinyatakan. Teks kata pengantar diketik dengan spasi dua, seperti halnya naskah bagian utama, tidak boleh lebih dari dua halaman. Pada akhir teks kata pengantar dicantumkan kata Penulis tanpa disertai dengan nama, diletakkan di pojok kanan bawah.
i.        Sari
Sari ditulis pada lembar baru, diberi judul SARI, ditulis di tengah atas, dicetak dengan huruf kapital. Di bawahnya dengan jarak dua spasi dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan dan tengah (kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus ujian, diikuti tanda titik, diikuti judul skripsi. Selanjutanya dicantumkan kata Skripsi Jurusan/Program ... Universitas Negeri Semarang diakhir tanda titik, disusul dengan pencantuman nama-nama pembimbing.
Pada baris berikutnya dicantumkan Kata-kata kunci: ..., berkisar dari tiga sampai lima kata.
Pada baris berikutnya, pada jarak dua spasi, ditulis teks sari dengan spasi satu. Isi sari meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pendekatan dan metode yang digunakan, hasil yang diperoleh dan saran yang diajukan. Butir-butir itu hendaklah ditulis dalam paragraf yang berbeda, dengan tidak menolak kemungkinan untuk memecah butir tertentu untuk dituangkan dalam paragraf yang berbeda kalau diperlukan. Teks sari tidak boleh lebih dari dua halaman kuarto.
j.        Daftar Isi
Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada bagian awal skripsi, mulai dari sari, judul-judul bab beserta sub bab dan anak sub babnya masing-masing, dan judul-judul pada bagian akhir. Kecuali judul subbab dan anak subbab, semuanya diketik dengan huruf kapital. Judul itu diikuti dengan titik-titik sepanjang baris, diikuti nomor halaman tempat judul itu terdapat pada halaman lembar skripsi.
k.      Daftar Singkatan dan Tanda Teknis
Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannyadan tanda teknis beserta makna atau penggunaanya. Singkatan dan tanda teknis jangan dicampur, tetapi bisa diketik dalam satu halaman saja karena keduanya mempunyai fungsi teknis yang sama, yaitu untuk kemudahan pemberian.
l.        Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti pada daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam teks. Judul tabel yang lebih dari satu halaman diketik dengan spasi satu. Jarak antara judul tabel yang satu dengan yang lain dalam daftar itu satu setengah spasi.
m.    Daftar Gambar
Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel.
n.      Daftar Lampiran
Cara membuat daftar lampiran sama juga dengan cara membuat daftar tabel.
2.         Bagian Pokok
Bagian pokok skripsi terdiri atas bab pendahuluan, teori yang digunakan untuk landassan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, dan penutup. Hasil penelitian tidak harus hanya disajikan dalam satu bab, bergantung kepada banyaknya materi yang akan disajikan dan perlunya pemilahan materi itu menjadi unit-unit tertentu.
a.      Pendahuluan
Bagian ini adalah bab pertama skripsi yang mengantarkan pembaca mengetahui apa yang akan diteliti, mengapa dan untuk apa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang: (1) latar belakang masalah penelitian, (2) rumusan masalah, (3) identifikasi masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) pembatasan masalah.
1)      Latar Belakang
Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul skripsi itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian rumusan topik yang dipilih untuk diteliti. Baru kemudian diterangkan argumen yang melatar  belakangi pemilihan topik itu dilihat dari posisi substansi topik itu dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi substansi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya, adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek.
Selain itu, diterangkan keternalaran pemilihan topik itu dilihat dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka  yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan apakah topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, yang bisa mengatasi kekurangan hasil penelitian itu, atau dalam penelitian baru itu digunakan teori lain atau metode lain yang diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.
2)      Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan tidak harus dalam bentuk kalimat tanya, tetapi mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan, yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana, bagaimana, di mana, ke mana, dari mana, mengapa,dan sebagainya. Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik. Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk memntukan metode pemecahannya dan mencarikan datanya. Sehingga masalah-masalah tersebut perlu diidentifikasi dengan baik.
Identifikasi masalah dapat ditaruh dibawah judul tersendiri, tetapi yang penting bukan judulnya, melainkan meteri identifikasinya. Dengan demikian, permasalahan rumusan masalah menjadi operasional, maksudnya masalah-masalah dapat dipecahkan karena variabel data yang diperlukan dan teknik pemerolehannya dapat diprakirakan. Jika terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti masalah-masalah tertentu, perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa masalah yang diteliti dibatasi. Pembatasan masalah dicantumkan dibawah judul tersendiri. Jika tidak ada pembatasan, maka tidak perlu ada sub-judul Pembatasan Masalah.
3)      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian. Rumusannya sejajar dengan rumusan masalah.
4)      Kegunaan Penelitian
Kegunanaan atau pentingnya penelitian dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktik. Dan uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak untuk diteliti.
b.      Teori yang Digunakan untuk Landasan Penelitian
Dalam penelitian diperlukan dua landasan, yakni landasan toritis dan landasan faktual. Landasan toeritis ialah teori yang digunakan untuk landasan kerja penelitian tentang topik yang diambil untuk diteliti. Landasan faktual ialah data tentang topik yang diteliti. Keduanya diuraikan dalam dua bagian yang berbeda, tetapi berurutan. Dalam landasan teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Bisa disusun sendiri secara eklektik, bisa juga berupa teori dari seorang ahli. Teori yang digunakan harus dipertanggugjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang memuat hasil penelitian dalam lingkup topik penelitian yang menggunakan teori terpilih ataupun yang menggunakan teori yang berbeda.
Pustaka yang dikaji bisa berupa buku atau artikel dalam jurnal ilmiah, makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian yang relevan dengan topik penelitian. Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu, uraian tentang teori yang digunakan sebagai landasan penelitian diikuti tentang uraian kerangka berpikir dan rumusan hipotesis. Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan logis antarvariabel dalam pemecahan masalah yang diteliti. Hipotesis menyatakan dugaan atau ramalan tentang hasil pemecahan masalah atas dasar kerangka berpikir.
c.       Metode Penelitian
Metode penelitian dimuat dalam bab III. Tentang metode penelitian terdapat perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Akan tetapi prosedurnya sama dimulai dari pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data lalu dilakukan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam penelitian kuantitatif adalah (1) jenis dan desain penelitian, (2) variable penelitian yang dirumuskan secara operasional, (3) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel penelitian, (4) instrument penelitian disertai penentuan validitas dan reabilitasnya (5) teknik pengumpulan data (6) teknik pengolohan dan analisis data. Dalam penelitian kualitatif, butir (2) diganti dengan uraian tentang wujud data, butir (3) diganti dengan sumber data.
d.      Hasil Penelitian
Hasil penelitian dimuat dalam bab tersendiri, tetapi tidak harus dalam satu bab. Bisa dua atau lebih, bergantung kepada organisasi temuannya dalam pemecahan masalah. Yang penting adalah semua masalah harus ada jawabannya. Jawaban atas masalah yang dirumuskan di bab pendahuluan harus diuraikan  dengan jelas, sistematis, dan tuntas.
e.       Penutup
Penutup berisi simpulan dan saran. Penyajian simpulan hendaknya sejalan dengan penyajian masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian. Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada simpulan atau temuan. Saran hendaknya disetai dengan argumentasi. Kalau mungkin juga disertai jalan keluarnya.
3.         Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran, penjurus (indeks), dan takarir (daftar kata kunci atau istilah). Penjurus dan takarir tidak harus ada, yang wajib ada adalah daftar pustaka, sedangkan lampiran bisa ada kalau memang diperlukan
a.      Cara Menulis Daftar Pustaka
Daftar yang ditulis harus sesuai dengan pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi.  Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis langung setelah teks berakhir dengan ganti halaman baru dan diberi judul DAFTAR PUSTAKA. Judul itu dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital semua, berukuran 12, ditulis mulai dari pias kiri. Jarak dengan teks diatasnya emapt spasi. Bab pustaka berbentuk buku ditulis dengan urutan nama, pengarang, tahun terbit, judul buku dengan cetak miring, kota terbit, dan penerbit. Untuk memisahkan bagian-bagian tersebut digunakan tanda titik, kecuali antara kota dan penerbit digunakan tanda titik dua (:). Contoh :
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa : Dari Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Asas. Malang : FPIPS IKIP Malang.

Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, angka tahun penerbitan diikuti oleh lambing a, b, c, dan seterusnyayang urutannya ditentukan berdasarkan abjad judul buku-bukunya.  Untuk keperluan praktis penulisan dan pembacaan, nama pengarang yang sama tidak perlu ditulis ulang, tetapi diganti dengan garis putus sepanjang liama karakter tanpa titik.
Contoh :
Effendi, Oesman. 1957a. Tanja Djawab tentang Kalimat-Kalimat Indonesia. Djakarta: Pustaka Rakyat.
----- 1957b. Tanja Djawab tentang Kata-Kata Indonesia. Djakarta: Pustaka Rakyat.
----- 1957c. Peladjaran Bahasa Indonesia dari Hal Kata Djadian, Djakarta: Pustaka Rakyat.

           Rujukan bisa diperoleh dari internet. Pada dasarnya penulisan rujukan dari internet sama dengan penulisan bahan pustaka. Perbedaannya terletak pada bagian setelah judul. Pada rujukan dari internet, setelah judul dituliskan sumber dan tanggal kapan rujukan itu diakses atau dipesan. Jadi, urutannya ialah nama belakang, nama depan, tahun terbit bahan rujukan (dengan disertai tanggal kalau ada), judul (dicetak miring), lalu protocol dan alamatnya, path, dan tanggal diakses atau dipesan yang ditaruh di dalam tanda kurung.
Contoh rujukan yang diperoleh dari email :
Crump, E. Re: Preserving Writing. Alliance for Computers and WritingListserv. Acw.1@unicorn.acc.ttu.edu (31 Mar 1996).

Selain dari internet, bahan rujukan bisa diambil dari rekaman video, rekaman kaset, CD-Rom, atau artikel jurnal elektronik. Caranya menulisnya sama dengan cara menulis daftar pustaka tulis.
           Bahan rujukan dari internet, rekaman video, kaset, CD-Rom, dan jurnal elektronik disusun terpadu dengan daftar rujukan yang berupa bahan pustaka (tulis).

b.      Lampiran
      Lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk skripsi, tesis, dan disertasi, misalnya instrument penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistic yang digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistic, surat izin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu.
c.       Penjurus
       Penjurus (indeks) adalah daftar kata, istilah, atau nama yang dianggap penting yang digunakan dalam teks. Kata, istilah, atau nama itu diurutkan menurut abjad dan di belakang setiap kata, istilah, atau nama itu dibutuhkan angka menunjukkan nomor halaman tempat kata, istilah, atau nama itu disebutkan dalam teks.
       Dalam laporan penelitian penjurus tidak harus ada. Jika akan dimuat, letaknya paling akhir, yakni setelah lampiran.
d.      Takarir
  Takarir adalah daftar kata kunci beserta artinya dan istilah beserta pengertiannya. Tidak dibenarkan membuat daftar kata atau istilah yang dicantumkan di dalam tubuh skripsi, tesis, atau disertasi.

BAB III
PENUTUP
Skripsi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa Program Sarjana pada akhir studinya. Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah digunakan untuk melaporkan atau  mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiah, yang dilakukan dalam suatu penelitian ilmiah. Bagian-bagian dalam sistematika penulisan karya ilmiah antara lain bagian awal, bagian pokok, dan bagian akhir. Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.