APRESIASI SENI RUPA ANAK
Apresiasi Seni Rupa Anak
Kegiatan Belajar 1
Manfaat
Belajar Seni bagi Anak Usia SD
- Rasa seni seseorang hadir sejak ia dilahirkan walaupun kualitas rasa seni setiap orang tidak sama. Hal ini dapat diketahui melalui bersolek bermain dengan teman-teman tertentu, mencoret-coret ditanah. Karena setiap orang mempunyai naluriah seni maka diperlukan pendidikan seni disekolah.
- Dalam proses berkarya seni antara pikiran dan perasaan anak usia dini masih bercampur. Mereka belum bias membedakan makna berpikir dengan merasakan, semua menyatu dalam kegiatan yang bersifat refleksi.
- Proses komunikasi yang terjadi pada anak yang sedang berseni adalah komunikasi intrapersonal, yaitu dirinya menjadi pusat pandangan kejadian sehari-hari yang memunculkan pemikiran personal atau ke “aku”an.
- Pada usia 7 sampai 8 tahun merupakan usia perkembangan penalaran anak,yaitu perasaan dan pikiran mulai berkembang memisah.
- Hakikat belajar seni rupa yang mengutamakan breaktifitas mencipta, menuangkan ide, imajinasi sebagai pembinaan cipta. Mengamati, merasakan dan mengapresiasi objek fisik maupun gerak adalah pembinaan rasa. Sedangkan berkarya dengan baik, tepat bentuk, keterampilan mencipta adalah pembinaan karsa.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik
Seni Rupa Anak
Melukis bagi anak merupakan kegiatan berimajinasi yang dituangkan pada
bidang datar, tetapi menggambar bagi anak hampir sama dengan melukis, sebab
agak sulit dibedakan antara menggambar dan melukis pada karya seni rupa anak.
Namun bagi orang dewasa menggambar adalah merekain bentuk benda alam atau yang
lain kebidang datar dan dinyatakan sesuai dengan apa adanya, sedangkan melukis
mengekspresikan objek yang kemudian diolah oleh pikiran estetisnya kemudian diungkapkan
pada bidang datar.
Cirri umum lukisan anak: heroism, lukisan yang selalu menggambarkan
kepahlawanan, kepatriotan; dekoratif, ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk
konstruktif yang berupa garis yaitu banyak menggunakan garis apbila menggunakan
warna cenderung dengan warna blok yang memiliki nuansa sedikit gaya komik, gaya
lukisan anak dengan memanfaatkan cinta lebih dahulu atau anak sambil asyik
menggambar sambil bercerita sehingga gambar ini sudah mirip dengan cerita; gaya
patut, yaitu suka menggambarkan wajah seseorang yang merupakan tokoh idolanya
atau tokoh yang sering bergaul dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Belajar 3
Periodisasi
Gambar Anak
1 . Berseni bagi anak merupakan perilaku yang wajar,
dikerjakan oleh anak setiap hari dalam kapasitas yang variatif. Seni bermanfaat
ganda bagi anak:
- Seni sebagai bahasa visual,artinya seni berfungsi sebagai alat mengutarakan pendapat, dan ungkapan perasaan: duka-sedih, gembira-senang, keinginan dan gambaran masa depan, serta mencatat peristiwa yang pernah dialami.
- Seni membantu pertumbuhan mental, artinya seni dapat digunakan untuk melatih pikiran, imajinasi,penalaran, perasaan, keindahan, social, agama, maupun toleransi yang bersifat apresiatif.
- Seni membantu belajar bidang studi lain, artinya melalui seni anak akan terasah visual intelegensinya sehingga mudah mengungkap hal yang visual, disamping melatih imajinasi untuk belajar sejarah dan melatih belajar komprehensif dengan latihan menggambar suasana.
- Seni sebagai media bermain, artinya mengembangkan belajar melalui permainan seni, dengan seni anak akan mempunyai kesenangan bermain yang positif.
2 . Seni rupa anak mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan orang dewasa; anak melukis merupakan kebutuhan kedua setelah
makan dan minum. Melukis sama dengan menggambar karena proses berkarya anak
belum stabil. Sedangkan tema lukisan anak bermacam-macam, mulai dari tema
lingkungan disekitar anak, tema yang pernah dialami, kejadian yang menimpa
anak, pikiran masa depan, film, gambaran masa depan, dan cerita kepahlawanan.
3 . Walaupun demikian lukisan anak mempunyai cirri
umum; cirri ini bersifat variatif. Artinya cirri tersebut kadangkala terdapat
pada lukisan anak, namun tidak terdapat pada lukisan anak yang lain. Ciri
tersebut adalah: (a) tema berupa wiracarita, komik,potret; (b) sedangkan
komposisi:juxta position, folding over, rabatement, X-ray stereotype; kemudian
(c) tipe gambar: haptic, non haptic, dan willing type.
4 . Ternyata cirri umum lukisan anak juga di
pengaruhi oleh perkembangan setiap tahapnya. Gambar anak dapat
dikategorisasikan menjadi: (a) masa coreng moreng pada usia 2-4 tahun, ditandai
dengan gambar yang masih belum stabil. Anak member judul belum tetap dan
kadangkala gambarnya pun masih manusia tulang,
(b) masa prabagan usia 4-7 tahun, masih melanjutnya manusia tulang, namun
sebagian sudah memberi pakaian dan menandainya dengan bentuk rambut, pakaian
serta property. (c) masa bagan usia 7-9 tahun, anak sudah mampu membedakan
dengan jelas jenis kelamin dalam gambarnya. Namun belum menunjukkan konsep yang
matang tentang judul terhadap bentuk gambar. Pada usia tertentu anak masih
bersifat stereotype. (d) masa realisme awal usia 9-11 tahun ini anak mampu
mengungkapkan persepektif, namun belum sempurna. Hal ini disebabkan masa egoisme
masih kuat sehingga komposisi gambar berupa juxta dan rabantment; dan (e) masa
realisme semu, anak mampu mengemukakan detail gambar sesuai dengan posisi;
gambar potret dan gambar manusia mulai dilakukan dengan mengidentifikasi
karakter jenis kelamin, namun anak kesulitan menggambar perspektif.
Copas miLik :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yaNg sopaN iia